Ponpes Darussalam Al hafidz

Loading

Membangun Jiwa Kepemimpinan Santri yang Tangguh dan Berwawasan Islam

Membangun Jiwa Kepemimpinan Santri yang Tangguh dan Berwawasan Islam


Membangun jiwa kepemimpinan santri yang tangguh dan berwawasan Islam merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan potensi generasi muda di pesantren. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain menuju pencapaian tujuan yang diinginkan. Sementara berwawasan Islam menuntut para pemimpin untuk selalu berpedoman pada ajaran agama dalam segala tindakan dan keputusan yang diambil.

Menurut KH. Hasyim Muzadi, seorang ulama besar Indonesia, “Kepemimpinan yang tangguh harus didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Hanya dengan memperkuat akidah dan menjalankan ajaran Islam secara kaffah, seorang pemimpin dapat memimpin dengan adil dan bijaksana.”

Dalam konteks pesantren, para santri memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang tangguh. Mereka telah mendapatkan pendidikan agama dan akhlak yang baik sejak dini, sehingga memiliki landasan yang kuat untuk menjalankan kepemimpinan dengan berwawasan Islam.

Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah Islam Indonesia, menyatakan bahwa “Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran strategis dalam pembentukan kepemimpinan yang berwawasan Islam. Para santri diajarkan untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai keislaman.”

Membangun jiwa kepemimpinan santri yang tangguh dan berwawasan Islam memerlukan pendekatan yang komprehensif, mulai dari pembinaan akhlak, kegiatan kepemimpinan di lingkungan pesantren, hingga pemberian wawasan keislaman yang mendalam. Dengan demikian, generasi muda pesantren akan mampu menjadi pemimpin yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat dan bangsa.

Dalam upaya memperkuat jiwa kepemimpinan santri, penting bagi para pendidik dan pembina pesantren untuk memberikan contoh teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali, seorang filosof dan ulama besar Islam, “A leader is like a shepherd. He stays behind the flock, letting the most nimble go out ahead, whereupon the others follow, not realizing that all along they are being directed from behind.”

Dengan demikian, melalui pendekatan yang holistik dan berkesinambungan, kita dapat membangun jiwa kepemimpinan santri yang tangguh dan berwawasan Islam untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan agama.